Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

Cerpen Remaja - Cerpen kisah Santri

Kopi Kang Santri Oleh: Mauidhotul Husniyah Suara riuh tapi syahdu itu terdengar hingga tempatku melamun. Suara sholawat dengan musik banjari yang berasal dari pondok sebelah, santri putra membuatku hanyut. Di bawah rindang pohon ini, aku melabuhkan raga untuk sejenak merenung akan semua hal yang telah terjadi.   Jarak labuhanku dengan santri putra, hanya sekitar 35 meter. Aku tak bermaksud untuk mengintip, atau sekedar bertegur sapa dengan mereka. Hanya ingin menenangkan diri. “ya ustad, saya setor hafalan juz 4 saja hari ini, maaf saya tertidur semalam” tutur halus dari seorang santri putra hafidh Qur’an. “tak apa, anta sudah hafalan banyak kemarin” jawab sang ustad dengan senyum mengembang. Disekeliling mereka pun, sangat ramai dengan para santri lain yang sedang setor, atau lalaran (mengulang kembali hafalan yang telah dihafal). Dibalik tembok lain, santri putri sedang sibuk mengahafal pula. Ada segurat wajah yang risau disana. Ia sudah hafidzah sejak lama. Semenjak

Cerpen Fantasi - Cermen Mini

ILMU HALU Oleh: Mauidhotul Husniyah Pagi itu kembali seperti pagi-pagi sebelumnya. Aku harus bekerja sebagai guru sekolah dasar ilmu kehaluan. Aku datang mengendap-ngendap agar tidak bertemu ibu kepala sekolah yang menjengkelkan. Dia sangat menyukaiku, entah kenapa seperti itu dan sejak kapan. Dia seperti tersihir jika melihatku. Ibu kepala sekolah memiliki kemampuan berimajinasi tingkat tinggi. Ia bahkan bisa memakai pola pemikiran hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan, bahkan batu sekalipun. Sedangkan aku sendiri, mampu bertahan, meski tak pernah dianggap masyarakat ada. Karena aku pandai menyembunyikan diri. Hingga pada suatu hari, aku bertemu ibu kepala sekolah diatas daun kelapa, tempatku meminum kopi biasanya, mata kami bertemu, dua detik tujuh detik dan detik-detik selanjutnya, akhirnya kami merasakan aura mistis. Ternyata, seseorang telah mengirim arwah untuk merasuki kami, dan kami saling jatuh cinta.

Cermin (Cerita Mini) - Cerita Cinta Romantis

Pemuja Rahasia Oleh: Mauidhotul Husniyah Kami harus bekerja di tempat pengepulan sampah, dan memilah-milah, sejak pagi hingga sore bersama adikku, dengan upah tak seberapa. Dan itu kami lakukan setiap hari. Tahun ke tahun berlalu begitu lambat. Kini, umurku sudah delapan belas tahun. Dan adikku sembilan tahun. Hari ini, kami merencanakan suatu hal besar dalam hidup kami. Yaitu makan soto Lamongan di pojok pasar kota, hal yang kami impikan sejak dua minggu lalu. Dan disanalah, aku melihatnya atau lebih tepatnya dia melihatku. Atau semesta yang menyatukan kami. Setiap hari, ditempat yang sama. Pasar kota yang masih kumuh, tepat di depan warung makan soto Lamongan. Ia terus menghampiriku, menghadiahiku bunga mawar merah. Aku tidak tau pasti bagaimana wajahnya, karena hanya kedua matanya saja yang nampak, dia berlalu begitu cepat saat aku ingin membuka kain penutup wajahnya. Desir hatiku mengatakan dia adalah pemuja rahasiaku. Sore dengan senja merah, aku mengusap peluh yan

Cerpen Cinta Dramatis - Dahlia Impianku

Dahlia Impianku Oleh: Mauidhotul Husniyah Sudut kota terasa sempit. Seperti dadaku yang terasa terhimpit, bagai tertusuk cakram tumpul yang dipaksakan. Dan seketika pandanganku menjadi buram.  Lamongan, pukul 08.30 pagi. Langkahku terhenti saat mendengar suara hentkan kaki berjalan ke arahku. “Assalamu’alaikum husniyah” suara gagahnya membuat jantungku meloncat-loncat. “wa’alaikumsalam dok”   jawabku tertahan. “sudah lebih baik kan? Hati-hati kalau berjalan, jangan dipaksakan. Apalagi ke kamar mandi, lantainya licin” nasehat pagi ini untukku darinya. “iya dok, terima kasih” “sudah kewajibanku mengingatkanmu, besok pagi   darahmu akan saya lab lagi, semoga lekas sembuh” pesan terakhirnya untukku, lalu bergegas keluar kamar inapku. Sudah 3 minggu aku mendekam dalam jeruji menyehatkan ini. Rumah sakit. Seperti menjadi rumah ketiga untukku, setelah rumahku dan pondok pesantren. Yang membuatku kesal, dokter tak pernah memberi tauku tentang penyakit yang melandaku. Karena ibu yan

Cerpen Nafas Tasbih Harun - Cerpen Mengharukan

Nafas Tasbih Harun Oleh: Mauidhotul Husniyah Dia suami pertama dan terakhirku. Inilah kisah ia ketika masih muda. Beberapa tahun lalu.  Kaki-kakinya tak mampu berpijak dengan nyaman. Kaki sebelah kiri harus diamputasi akibat terkena air raksa. Kaki sebelah kanan, tulang-tulangnya patah akibat terlindas ban mobil. Kini, ia berjalan dengan cara merangkak yang bertumpu pada kedua tangan mungilnya. Anak lelaki itu berumur 14 tahun. Ia terpaksa putus sekolah karena keadaan. Selain karena biaya, juga karena kondisinya yang tak memungkinkan. Ayah dan ibunya telah meninggal 4 tahun lalu setelah kecelakaan beruntun yang menimpanya juga orangtuanya. Saat itu, ia masih sangat polos, hingga mengira bahwa orang tuanya, hanya sekedar tidur untuk waktu lama karena kelelahan bekerja. Harun Ali namanya. Kini, ia tinggal di sebuah panti asuhan, ia juga bekerja sebagai penjual Koran di jalan pantura dikala lampu merah. Harun sangat mensyukuri hidupnya. Ia tak pernah menangis apalagi meratapi

Cerita Pengalaman Hidup-Cerita Masa SMA

Bahagia Sesaat Baru saja aku tamat SMA. Dulu, aku tinggal di asrama berbasis pesantren. Tentu disana terdapat beragam manusia.   Aku yang merupakan seorang anak tunggal,harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baruku. Tertekan awalnya. Karena tak terbiasa harus berbagi dengan yang lainnya. Selain itu, di asrama yang kutempati dulu, masih menggunakan sistem “kolot”. Junior harus patuh pada senior, junior harus hormat pada senior, junior harus tersenyum dan menyapa senior walau tidak saling kenal, juga “tataran” semacam tradisi paling kejam disana. Dimana kesalahan kecil dibesar-besarkan dan akan dikenang sebagai perbuatan fatal. Walaupun kesalahan itu, masih dalam ambang biasa menurutku. Seperti, aku tak menyapa seniorku saat kami berpapasan, malam nanti dipastikan aku akan diadili puluhan senior yang melontarkan kata-kata tajam menyayat hati. Juga mata yang melotot tepat didepan wajahku. Untungnya, tak ada kekerasan fisik dalam tradisi tataran ini. Beralih pada penghuni asra

Puisi bertema Ibu

Permata dunia Oleh : Mauidhotul Husniyah Bunda Pahlawan keluarga Kasihnya bagaikan pelita Tanpa bunda bahagiaku tak sempurna Paras nan akhlakmu indah memesona Berkatmu bunda, dunia semakin berwarna Karenamu aku merasa berguna Tak bertepi sayang dan cinta Selalu tercurah untukku, ayah dan keluarga Meski luka hatimu menganga Bunda Tanpamu aku terlunta Duniaku terasa muram durja

Puisi bertema negara

Harapan dan Doa untuk Indonesia di Tahun 2020 Oleh: Mauidhotul Husniyah Indonesiaku, tanah lahirku, darah juangku Tertatih-tatih merangkak menggapai kemerdekaan Sebab pengorbanan pahlawan-pahlawan, Indonesia berdiri tegap menyongsong masa depan cerah Kini, telah tujuh puluh empat mengarungi kebisingan dunia Masalah bertubi-tubi mengadiri Indonesia tetap kokoh karena persatuan   rakyatnya Semoga akan selalu abadi persatuannya, menghilang rasa memusuhi saudara Entah korupsi, hutang negara, hingga anggota pemerintahan yang bermasalah Kuharap, Indonesiaku teguh dalam kedamaiannya, kukuh dalam persaudaraannya Indonesiaku teristimewa, dengan macam-macam suku, bahasa, bangsa, budaya, dan keanekaragamannya, Kucintai tanahku ini, dengan segenap hati Dengan kucuran semangat menjaga namanya utuh dimata siapapun Indonesiaku, sanubariku Tetaplah tanggup menelan fitnah-fitnah dunia Aku yakin, engkau akan selalu bangkit setelah tersandung Aku percaya, Indonesiaku

Puisi bertema Agama

Gerbang Oleh: Mauidhotul Husniyah Duhai Sang pemilik malam Engkaulah yang menghubungkan Antara labirin-labirin setiap perasaan Engkau pula yang mengizinkannya Tersentuh perlahan oleh angin cinta Dan kumohon tolong bantulah aku menjaganya menutupnya sementara menunggu dengan harap kedatangannya meski sesak rindu membungkam kalbu Hingga tiap waktu doa tak henti melaju menunggu, dan mengenyam pilu sayang, aku tetap setia padamu kan kupersembahkan yang terindah hanya Cinta Sejatiku Oleh: Mauidhotul Husniyah Begitu dalam rasa ini Tak terukur Tak bisa dibandingkan Tak bisa ku ungkapkan Semua jiwaku Telah ku persembahkan Hanya pada-Mu Hanya untuk-Mu Duhai Sang Cinta sejatiku Sujud mesraku Lantunan lembutku Semuanya untuk-Mu Kuabdikan hidupku Untuk menjumpai-Mu Melihat dan memandang-Mu Wahai Sang Maha Indah aku adalah milik-Mu   Assalamualaika Ya Rasul Oleh: Mauidhotul Husniyah Aku merinduimu duhai kekasi

Puisi tentang kehidupan

T EMARAM Mauidhotul Husniyah T erasa sesak menggema Memandang t ak tentu arah Mengisahkan keindahan kelabu Mengutarakan indahnya kalbu Terkena sapuan asap mengharu Rintik gemerlap nada sendu Terangkai menyatu Dalam tangisku Duniamu bukan duniaku Menyimpan rahasia semu Pada tiap debu Akan menemui titik temu DENTING WAKTU Mauidhotul Husniyah Malam berganti siang   M ewarnai hari Hitam dan putih Mereka saling melengkapi Senja Indah Langit memesona Angin tanpa arah Menipu mata Aku dan kamu Harus bersabar Menunggu indahnya takdir Di kala nanti G EMURUH Ma uidh otul Husniyah Sibuk berkutik dengan hidupku Memandang jauh Menembus   mendung kelabu Gemuruh petir menggangguku Tentang getaran perasaanku Bergumam sunyi hatiku Berharap akan ada senyum indahmu Menolongku di gelap hujan yang lalu TEKA-TEKI Muidhotul Husniyah Tersirat sebuah lukisan Suatu kehidupan Telah tejadi b