Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020
Surat untukmu, #b Bukan yang pertama, tidak masalah.  Sayang, ibu tau  Pikiran dan perasaan terkadang membuat keributan.  Karena tak semua orang siap menghadapi guncangan, dan memang perlu disiapkan.  Ingat, siap tidak siap, esok pasti akan datang.  Berbuat baiklah sebanyak yang kau bisa. Mungkin bukan dia yang membalas kebaikanmu, tapi manusia-manusia lainnya.  Semua orang berhak mengutarakan, mengungkapkan perasaannya. Karena, menahannya terlalu sering, maka semakin kuat rasa "sakitnya". Tapi, bijaklah dalam melakukannya.  Karena yang tidak biasa, sering tak bisa diterima.  Sebagian orang mendekap karena perasaan, sisanya mendekat karena penasaran.  Jarak memang memisahkan raga, tapi tak bisa memisahkan do'a. Teruslah menengadah, dengan tulus, dan mengiba, Sang Kuasa tidak akan menolak doa, apalagi doa hambanya yang memohon dengan penuh cinta. 

Pertama kalinya

Surat ibu untukmu #a Malam Hari ini, ibu tidak banyak tersenyum tulus. Bukan karena tidak mensyukuri hidup. Tapi, ada beberapa hal yang belum bisa ibu lepaskan, ikhlaskan.  Terkadang, ibu memberi makan ego terlalu banyak, hingga dia dewasa melewati batasnya.  Ibu tau, tidak ada manusia yang  ingin berbuat nista, hakikatnya.  Tetap semangat menjalani pagi hingga malam lelapmu sayang. Ibu, dan doa selalu berteman memelukmu dengan selimut ridho-Nya.