Artikel Coronavirus Pandemic - Social Media as Poison and Medicine for Digital Society

 

Media Sosial Sebagai Racun dan Obat Masyarakat Digital

by: Mauidhotul Husniyah


Penyakit virus corona (COVID-19) merupakan penyakit menular disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Pada Desember 2019, kasus pertama kali COVID-19 diidentifikasi di kota Wuhan, Cina. Virus ini merupakan keluarga besar virus yang biasanya terdapat pada hewan, dan dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.

Pada manusia, beberapa virus corona diketahui telah menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS)dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Virus corona yang baru ditemukan telah menyebabkan penyakit virus corona Covid-19 (WHO,2020). Virus corona Covid-19 ini bisa menyebar ketika seseorang yang menderita Covid-19 batuk atau mengembuskan napas, dan mereka melapaskan percikan cairan yang terinfeksi.

Dari kota Wuhan, kemudian virus ini menyebar ke 200-an lebih Negara hingga minggu pertama bulan Mei 2020 yang mengakibatkan ratusan ribuo rangtewas. Termasuk di Indonesia, yang juga tidak lepas dari penyebaran wabah Covid-19 ini. Maka sangat dianjurkan untuk menjaga jarak. Karena jika orang berdiri dalam jarak satu meter dari seorang dengan Covid-19, mereka dapat terkena karena menghirup percikan-percikan yang keluar lewat batuk atau dihembuskan oleh mereka. Selain itu, sebagian besar percikan jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya – seperti meja kerja, perabotan atau telepon. Orang-orang bisa tak sengaja menyentuh permukaam atau benda yang sudah terkontaminasi – dan kemudian menyentuh mata, hidup atau mulut mereka, hingga virus bisa masuk ke dalam tubuh.

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) ini menjadi virus yang mengglobal. Banyak pendapat dari para ahli yang telah mengemukakan latar belakang dan penyebab terjadinya penyebaran virus tersebut, yang hingga kini belum ada penangkal atau vaksinnya. Sebagai virus yang sangat terkenal di seluruh penjuru dunia, atau bisa juga disebut virus modern,  Covid-19 menjadi fakta yang mengisi ruang berita di media massa. Hal ini didukung oleh akses informasi yang begitu mudah dan terbuka. Moementum ini, sekaligus menjadi keuntungan bagi media massa dalam melakukan aktifitas jurnalisme.

Peranan media memang sangat penting di era digital saat ini. untuk mengetahui perkembangan informasi secara cepat dan tak kenal batasan jarak, adalah dengan mengakses media sosial. Seluruh pengguna sosial media, bisa mengetahui informasi yang terjadi di tempat lain, dan hampir seluruh tempat yang ada di penjuru dunia. Begitu populernya Virus Corona atau Covid-19, hingga menjadi keyword teratas di seluruh seacrh engine yang ada di media sosial. Tentu keadaan ini, berbeda dengan virus-virus terdahulu seperti SARS dan MERS yang sama-sama virus corona, karena covid-19 muncul saat era digital, yang dimana hampir seluruh orang berlomba untuk bisa menggunakan dan akfif di media sosial.

Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan wabah ini, Kesehatan yang awalnya sering dikesampingkan, kini menjadi isu primadona, yang sangat dicari oleh masyarakat dunia. Tingginya pencarian berita mengenai covid-19 ini dikarenakan penyebaran virus yang sangat cepat dan memakan korban yang banyak. Covid-19 adalah jenis virus corona terbaru setelah SARS dan MERS, diberi nama Covid-19 karena merupakan singkatan dari Corona Virus 2019.

Beberapa media mainstream telah memberitakan mengenai bahayanya Covid-19. Media massa tentu turut andil besar dalam menciptakan kondisi psikologis masyarakat atau publik. Kasus covid-19 ini, menyebabkan masyarakat Indonesia mengalami fenomena panic buying. Yakni masyarakat yang panik, akhirnya berlomba-lomba membeli kebutuhan pokok sebanyak-banyaknya. Yang paling diburu adalah masker, hingga sempat terjadi kelangkaan masker medis. Kemudian, antiseptik yang juga raib dalam sekejap saja. Penyebab fenomena ini tentu karena masyarakat yang telah dipenuhi bayang-bayang bagaimana ganasnya covid-19 yang dapat melumpuhkan hampir seluruh negara di dunia, diawali di kota wuhan, hingga penyebaran virus tersebut ke Indonesia. Semua informasi tersebut diperoleh dari berita yang tersebar di berbagai media sosial yang ada.

Dampak lainnya, karena kepanikan yang membutakan akal tersebut, memunculkan berbagai konflik baru di masyarakat. Seperti beberapa pasien rumah sakit yang dinyatakan tewas akibat Covid-19,ketika akan dimakamkan di suatu daerah, malah  mendapat penolakan sebagian warga. Ketakutan warga yang terus menerus tersebut menimbulkan rasakecemasan hingga ke tingkat paranoid atau suatu kondisi kejiwaan, yang diyakini bahwa orang lain dapat membahayakan dirinya.

Media sangat perlu melakukan kontrol secara ketat ketika akan mempublikasikan suatu berita, dikarenakan rendahnya pemahaman serta pemikiran kritis, maka masih banyak masyarakat yang kurang mengerti mengenai covid-19 ini. berita-berita yang mengungkap data dan angka jumlah kemarian yang mencemaskan, harusnya dapat diimbangi dengan mengangkat kisah kerja keras tenaga medis dan perjuangan pasien melawan covid-19. Hal ini dapat meningkatkan empati masyarakat, kemudian mengedukasi publik dengan menjelaskan prosedur pemakaman korban wabah, sehingga masyarakat yang sebelumnya paranoid, bisa menjadi berdaya ketika misalnya ada korban yang akan dimakamkan di wilayah mereka.

Kerja sama sangat diperlukan untuk mengusir wabah ini. Keegoisan tidak jarang akan hanya menang sementara, tapi tidak selamanya. Masyarakat Indonesia yang sudah paham mengenai wabah ini, banyak yang mau bergotong-royong menunjukkan solidaritas dalam mengatasai pandemi ini. Berbagai usaha dilakukan seperti dengan menggalang dana melalui media sosial untuk membeli Alat Perlindungan Diri (APD) para tenaga medis, penyedia tempat singgah untuk tenaga medis, hinggga bantuan pangan untuk masyarakat yang terdampak akibat wabah ini.

Sebagian masyarakat juga ada yang berinisiatif untuk memproduksi masker yang kemudian dibagikan secara gratis. Kemudian, kampung-kampung yang sudah menerpakan lockdown, padahal belum aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Kebijakn physical and social distancing juga dijalankan secara tertib dengan menghentikan sementara kegiatan pengajian, arisan, dan kegiatan berkerumun lainnya, yang kemudian diganti dengan penyemprotan disinfektan.

Upaya-upaya yang bisa dilakukan lainnya adalah sebagai berikut:

·         Rajin mencuci tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir

·         Menghindari berkerumun, berkumpul dengan banyak orang

·         Menghindari keluar rumah, kecuali mendesak. Dan harus pakai masker

·         Jaga jarak dengan orang lain, minimal satu meter

·         Mencuci makanan, kalau perlu rendam makanan seperti buah-buahan dan sayuran dengan cuka putih.

 


 

 

Rujukan:

 

Astuti, Novi Puji (2020, 30 Maret), “12 Cara Mencegah Virus Corona, SegeraDiterapkan”, https://www.merdeka.com/jabar/12-cara-mencegah-virus-corona-segera-diterapkan-kln.html

 

Auliawan, Adib dan Herlambang (Ed.). 2020. “Dalangnya adalah Corona atau Media?”, https://www.ayosemarang.com/read/2020/05/08/56679/dalangnya-adalah-corona-atau-media

 

ILO (International Labour Organization), “Dalam menghadapi pandemi: Memastikan Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja” , www.ilo.org › documents › publication › wcms_742959

 

Suparman (2020, 14 Mei), “Peran Media Dan KekuasaanDalam Covid-19”,  https://sigijateng.id/2020/peran-media-dan-kekuasaan-dalam-covid-19/

 

Suryani, Dini (2020, 06 Mei),“PeranMasyarakatSipildalamMenghadapi COVID-19 di Indonesia”, http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/1389-peran-masyarakat-sipil-dalam-menghadapi-covid-19-di-indonesia

 

  

Media Sosial Sebagai Racun dan Obat Masyarakat Digital

Penyakit virus corona (COVID-19) merupakan penyakit menular disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2). Pada Desember 2019, kasus pertama kali COVID-19 diidentifikasi di kota Wuhan, Cina. Virus ini merupakan keluarga besar virus yang biasanya terdapat pada hewan, dan dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia.

Pada manusia, beberapa virus corona diketahui telah menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS)dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Virus corona yang baru ditemukan telah menyebabkan penyakit virus corona Covid-19 (WHO,2020). Virus corona Covid-19 ini bisa menyebar ketika seseorang yang menderita Covid-19 batuk atau mengembuskan napas, dan mereka melapaskan percikan cairan yang terinfeksi.

Dari kota Wuhan, kemudian virus ini menyebar ke 200-an lebih Negara hingga minggu pertama bulan Mei 2020 yang mengakibatkan ratusan ribuo rangtewas. Termasuk di Indonesia, yang juga tidak lepas dari penyebaran wabah Covid-19 ini. Maka sangat dianjurkan untuk menjaga jarak. Karena jika orang berdiri dalam jarak satu meter dari seorang dengan Covid-19, mereka dapat terkena karena menghirup percikan-percikan yang keluar lewat batuk atau dihembuskan oleh mereka. Selain itu, sebagian besar percikan jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya – seperti meja kerja, perabotan atau telepon. Orang-orang bisa tak sengaja menyentuh permukaam atau benda yang sudah terkontaminasi – dan kemudian menyentuh mata, hidup atau mulut mereka, hingga virus bisa masuk ke dalam tubuh.

Wabah Corona Virus Disease (Covid-19) ini menjadi virus yang mengglobal. Banyak pendapat dari para ahli yang telah mengemukakan latar belakang dan penyebab terjadinya penyebaran virus tersebut, yang hingga kini belum ada penangkal atau vaksinnya. Sebagai virus yang sangat terkenal di seluruh penjuru dunia, atau bisa juga disebut virus modern,  Covid-19 menjadi fakta yang mengisi ruang berita di media massa. Hal ini didukung oleh akses informasi yang begitu mudah dan terbuka. Moementum ini, sekaligus menjadi keuntungan bagi media massa dalam melakukan aktifitas jurnalisme.

Peranan media memang sangat penting di era digital saat ini. untuk mengetahui perkembangan informasi secara cepat dan tak kenal batasan jarak, adalah dengan mengakses media sosial. Seluruh pengguna sosial media, bisa mengetahui informasi yang terjadi di tempat lain, dan hampir seluruh tempat yang ada di penjuru dunia. Begitu populernya Virus Corona atau Covid-19, hingga menjadi keyword teratas di seluruh seacrh engine yang ada di media sosial. Tentu keadaan ini, berbeda dengan virus-virus terdahulu seperti SARS dan MERS yang sama-sama virus corona, karena covid-19 muncul saat era digital, yang dimana hampir seluruh orang berlomba untuk bisa menggunakan dan akfif di media sosial.

Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan wabah ini, Kesehatan yang awalnya sering dikesampingkan, kini menjadi isu primadona, yang sangat dicari oleh masyarakat dunia. Tingginya pencarian berita mengenai covid-19 ini dikarenakan penyebaran virus yang sangat cepat dan memakan korban yang banyak. Covid-19 adalah jenis virus corona terbaru setelah SARS dan MERS, diberi nama Covid-19 karena merupakan singkatan dari Corona Virus 2019.

Beberapa media mainstream telah memberitakan mengenai bahayanya Covid-19. Media massa tentu turut andil besar dalam menciptakan kondisi psikologis masyarakat atau publik. Kasus covid-19 ini, menyebabkan masyarakat Indonesia mengalami fenomena panic buying. Yakni masyarakat yang panik, akhirnya berlomba-lomba membeli kebutuhan pokok sebanyak-banyaknya. Yang paling diburu adalah masker, hingga sempat terjadi kelangkaan masker medis. Kemudian, antiseptik yang juga raib dalam sekejap saja. Penyebab fenomena ini tentu karena masyarakat yang telah dipenuhi bayang-bayang bagaimana ganasnya covid-19 yang dapat melumpuhkan hampir seluruh negara di dunia, diawali di kota wuhan, hingga penyebaran virus tersebut ke Indonesia. Semua informasi tersebut diperoleh dari berita yang tersebar di berbagai media sosial yang ada.

Dampak lainnya, karena kepanikan yang membutakan akal tersebut, memunculkan berbagai konflik baru di masyarakat. Seperti beberapa pasien rumah sakit yang dinyatakan tewas akibat Covid-19,ketika akan dimakamkan di suatu daerah, malah  mendapat penolakan sebagian warga. Ketakutan warga yang terus menerus tersebut menimbulkan rasakecemasan hingga ke tingkat paranoid atau suatu kondisi kejiwaan, yang diyakini bahwa orang lain dapat membahayakan dirinya.

Media sangat perlu melakukan kontrol secara ketat ketika akan mempublikasikan suatu berita, dikarenakan rendahnya pemahaman serta pemikiran kritis, maka masih banyak masyarakat yang kurang mengerti mengenai covid-19 ini. berita-berita yang mengungkap data dan angka jumlah kemarian yang mencemaskan, harusnya dapat diimbangi dengan mengangkat kisah kerja keras tenaga medis dan perjuangan pasien melawan covid-19. Hal ini dapat meningkatkan empati masyarakat, kemudian mengedukasi publik dengan menjelaskan prosedur pemakaman korban wabah, sehingga masyarakat yang sebelumnya paranoid, bisa menjadi berdaya ketika misalnya ada korban yang akan dimakamkan di wilayah mereka.

Kerja sama sangat diperlukan untuk mengusir wabah ini. Keegoisan tidak jarang akan hanya menang sementara, tapi tidak selamanya. Masyarakat Indonesia yang sudah paham mengenai wabah ini, banyak yang mau bergotong-royong menunjukkan solidaritas dalam mengatasai pandemi ini. Berbagai usaha dilakukan seperti dengan menggalang dana melalui media sosial untuk membeli Alat Perlindungan Diri (APD) para tenaga medis, penyedia tempat singgah untuk tenaga medis, hinggga bantuan pangan untuk masyarakat yang terdampak akibat wabah ini.

Sebagian masyarakat juga ada yang berinisiatif untuk memproduksi masker yang kemudian dibagikan secara gratis. Kemudian, kampung-kampung yang sudah menerpakan lockdown, padahal belum aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Kebijakn physical and social distancing juga dijalankan secara tertib dengan menghentikan sementara kegiatan pengajian, arisan, dan kegiatan berkerumun lainnya, yang kemudian diganti dengan penyemprotan disinfektan.

Upaya-upaya yang bisa dilakukan lainnya adalah sebagai berikut:

·         Rajin mencuci tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir

·         Menghindari berkerumun, berkumpul dengan banyak orang

·         Menghindari keluar rumah, kecuali mendesak. Dan harus pakai masker

·         Jaga jarak dengan orang lain, minimal satu meter

·         Mencuci makanan, kalau perlu rendam makanan seperti buah-buahan dan sayuran dengan cuka putih.

 


 

 

Rujukan:

 

Astuti, Novi Puji (2020, 30 Maret), “12 Cara Mencegah Virus Corona, SegeraDiterapkan”, https://www.merdeka.com/jabar/12-cara-mencegah-virus-corona-segera-diterapkan-kln.html

 

Auliawan, Adib dan Herlambang (Ed.). 2020. “Dalangnya adalah Corona atau Media?”, https://www.ayosemarang.com/read/2020/05/08/56679/dalangnya-adalah-corona-atau-media

 

ILO (International Labour Organization), “Dalam menghadapi pandemi: Memastikan Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja” , www.ilo.org › documents › publication › wcms_742959

 

Suparman (2020, 14 Mei), “Peran Media Dan KekuasaanDalam Covid-19”,  https://sigijateng.id/2020/peran-media-dan-kekuasaan-dalam-covid-19/

 

Suryani, Dini (2020, 06 Mei),“PeranMasyarakatSipildalamMenghadapi COVID-19 di Indonesia”, http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-2/politik-nasional/1389-peran-masyarakat-sipil-dalam-menghadapi-covid-19-di-indonesia

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi bertema Ibu

Cerita Pengalaman Hidup-Cerita Masa SMA

Cermin (Cerita Mini) - Cerita Cinta Romantis