Kumpulan Puisi Cinta


Judul : Tulipku
Karya : Mauidhotul Husniyah

Taman kota menjadi sejarah
Saksi pertama melihat senyumnya, sendu matanya
Kamu, bagai bunga tulip
Indah menawan raga jiwaku

wahai yang lembut hatinya
andai kau tau,  malam ini malam bimbangku
dalam balutan do'a ku merayu Sang Maha Cinta
tentang kamu

Tak henti aku mengagumimu
bunga hatiku bunga jiwaku
doa-doaku selalu memelukmu
wahai pemilik rasaku




Pelangi Rinduku
Oleh: Mauidhotul Husniyah
Sebuah alasan yang tak pasti
Rintik hujan senja ini
telah menjadi saksi
Aku yang menantimu dalam hati
Bergumam selalu menyebut namamu kasih
Karna rasa rinduku ini
Tak bisa ku pungkiri
Ia merayuku
Menuntunku mendekatimu
Membujukku mengutarakan rasaku
Cinta dan rindu terpendamku
Berlalu seiring waktu
Hujan semakin menderu
Mendung menyelimuti hatiku
ingin memandang pelangiku
Berharap ada cahaya kilaumu
Menghampiriku
Duhai kekasih hatiku

Karangwungu, 20 Desember 2019

Disergap Rindu

Oleh : Mauidhotul Husniyah

Tanganku merapuh
Pandangku berkabut
Kala aku belum mengenalmu
Saat aku belum bersamamu

hangat rindu menyemai
Tumbuh elok merasuk jiwa
Denganmu yang
Sedihku menjadi lupa

Tawaku bertahan lama
Remeh terlihat mewah
Kamu bukan sekedar teman, kawan, sahabat
Kamu adalah keluarga hati

Telah mengakar hingga nanti
Ku bawa namamu dalam ingatan ini
Dan semua kenangan hakiki

Sayang ini benar adanya dihati
Tak kupungkiri
Tak ku dustai
Kamu sangat ku rindui



Ukiran Cinta
 Oleh: Mauidhotul Husniyah

Kutemukan duniaku disini
Berkelana bersama aksara
Mengeja dalam imaji rasa
Ku tuangk dalam ukiran asa
Berjajar indah rajut kata
Di setiap rentetan kalimatnya
Animoku ikut  serta
Untuk literasi sastra
Tak kupejamkan mataku saat lelah
Kupilih menulis ribuan kata
Dengan rasa cinta padanya
Ditengah malam yang dingin
Aku tetap menyusun aksara
Demi literasi kita


Impian
Oleh: Mauidhotul Husniyah

Dekapan tangan menyibak lamunan
Terasa hangatnya rangkulan
Senyumku mengembang beriringan
Lalu kubalikkan badan
Tergambar raut wajah tampan
Tubuh gagah nan kekar
Ia mencium keningku perlahan
Membisikkan rantaian kata
Terbuai dan terhanyut jiwa
Tanganku digenggamnya
Berlarian dibawah pohon rindang
Berdua
Memeluk cinta
Dan
Seketika aku terhenyak
Terbangun dari lelap panjang
Impian
Kini sirna di tepian jurang
Ia pergi tak beralasan
Sang impian

Yang pernah ku genggam


Kamu
Oleh: Mauidhotul Husniyah

Ingatkah dirimu
Akan kita dulu
Memburu bahagia
Disetiap waktu
Berdua mengalahkan sendu
Lalu kau tepis rasa sediku
Ingatkah kau sayangku
Akan indahnya mahligai cintaku

Setelah itu
Kau datang menghampiriku
Memaksaku melupakanmu
Menyiksaku dengan rindu palsu

Dan lagi
Meninggalkanku
Hingga kini ku melupakanmu
Menghapusmu
Bahkan membencimu

Kini
Sekelabat bayangmu saja
Sungguh sangat menyiksaku
Aku melupakanmu

Namun rasa ini
Abadi dalam kalbuku
Terimakasih sayangku

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi bertema negara

Artikel Coronavirus Pandemic - Social Media as Poison and Medicine for Digital Society

Pertama kalinya